Dua tahun yang lalu Games in Asia (kala itu bernama GameSaku) mengulas Earn To Die dan memberikan nilai sempurna. Kini dua tahun sudah berlalu dan developer Not Doppler kembali dengan sekuelnya yang berjudul Earn To Die 2. Saya sedikit terkejut karena pada saat saya mencobanya saya tidak menemukan banyak perbedaan dengan seri sebelumnya. Bahkan cerita pembuka beserta kata-katanya sangat mirip. Saya sudah bersemangat dengan begitu banyak hal baru yang akan ada tapi kenyataannya tidaklah begitu.
Bagi kamu yang belum pernah memainkan Earn To Die sebelumnya, maka ini adalah sebuah game yang mengharuskan kamu untuk mati berulang-ulang sampai mencapai tujuan. Ceritanya dalam game ini zombi sudah semakin merajalela dan kamu harus menuju pangkalan militer untuk evakuasi. Namun yang kamu punya hanyalah sebuah mobil tua yang akan menemani perjalanan gila kamu menuju keselamatan. Begitu game dimulai mobil akan berjalan otomatis dan kamu cukup menjaga keseimbangan dengan dua tombol di sebelah kiri.
Sepuluh detik adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai game over pertama kamu. Bukan karena kamu terlalu payah untuk memainkannya namun karena memang bensin di mobil kamu sudah habis. Game akan selesai, satu hari akan berlalu, dan kamu akan diberikan sejumlah uang. Apa yang kamu dapatkan lakukan dengan uang tersebut adalah melakukan berbagai upgrade seperti akselerasi, kecepatan maksimum, dan juga tanki bahan bakar yang dapat memuat lebih banyak bensin. Sedikit demi sedikit, kematian demi kematian, mobil kamu akan dapat melaju lebih jauh dari sebelumnya.
Jadi bisa kamu bayangkan bahwa sepuluh menit pertama bermain game ini akan berlalu dengan membosankan. Namun begitu kamu melakukan upgrade armor pertama maka Earn to Die 2 tiba-tiba terasa lebih seru. Upgrade armor akan memberikan kamu gergaji bundar di depan mobil kamu. Zombi yang kamu tabrak sekarang akan terbelah dan tidak akan merusak kendaraan kamu terlalu parah. Kamu akan berkata “oh ya ini upgrade yang saya perlukan, apa selanjutnya?“. Setelah ini perulangan yang membosankan mulai berubah menjadi menarik. Tiga puluh menit kemudian kamu akan menemukan diri kamu sibuk memikirkan upgrade apa selanjutnya dan berusaha sebaik mungkin mengendalikan mobil agar tidak menabrak terlalu banyak objek dan zombi.
Sebuah level akan berakhir jika kamu mencapai garis ujungnya. Namun mencapainya bukanlah proses yang bisa kamu lakukan dalam satu kali jalan. Setiap level akan terbagi lagi menjadi 2 check point. Jika kamu berhasil mencapai check point maka selanjutnya kamu akan mengulang dari titik ini walaupun kamu game over. Kamu mungkin akan membutuhkan waktu sekitar 30 menit atau lebih untuk menamatkan satu level dan Earn to Die 2 mempunyai 10 level untuk kamu tamatkan.
Bagi kamu yang pernah memainkan Earn To Die pertama, perbedaan paling besar (dan mungkin satu-satunya) adalah rancangan trek yang digunakan. Earn to Die 2 menggunakan trek yang bercabang dan juga memiliki beberapa jalan pintas jika kamu cukup jeli menemukannya. Dibandingkan dengan Earn To Die pertama, peningkatan ini adalah peningkatan yang sangat signifikan. Ini memberikan tingkat kedalaman yang berbeda tidak hanya lurus dan terjal seperti sebelumnya.
Namun di luar itu tidak ada yang benar-benar baru dan itu yang membuat saya sedikit tidak termotivasi untuk memainkannya secara maraton. Ya memang ada jenis kendaraan baru dan itu tidak mempunyai banyak efek. Hal ini juga diperparah dengan fakta bahwa setiap kali kamu masuk ke level selanjutnya kamu akan mendapatkan mobil baru polos. Mobil keren kamu sebelumnya tidak akan bisa dipakai. Padahal hal ini bisa dilakukan di Earn To Die yang pertama.
Earn To Die 2 dijual dengan harga Rp. 23.000 dan menurut saya itu masuk akal. Ada beberapa game seperti Earn To Die yang menggunakan sistem freemium. Ketika kamu sedang asik-asiknya kamu akan dihentikan oleh energi atau upgrade mobil dengan harga selangit. Di Earn to Die 2 kamu bebas bermain kapan dan selama yang kamu mau. Jadi keputusan yang diambil developer untuk tetap premium adalah keputusan yang tepat.
Bagi kamu yang tidak pernah memainkan Earn To Die maka sekuelnya ini akan membuat kamu ketagihan. Tapi saya tidak bisa berkata hal yang sama bagi kamu yang sudah memainkan Earn To Die pertama. Nampaknya developer hanya ingin merilis Earn To Die 2 bagi pasar yang baru tanpa mencoba untuk melayani para pemain yang sudah memainkan Earn To Die sebelumnya. Daripada menambahkan berbagai hal baru, Not Doppler memilih untuk menambahkan hal-hal kecil di sana sini dan membuat keseluruhan gameplay lebih solid.
Catatan: Untuk versi Android akan menyusul awal tahun 2015
Sumber: Games In Asia
0 comments: